Kamis, 27 Mei 2010
Kasus Suap BI Libatkan Pengusaha Indonesia
BILD Jakarta-Pada Tanggal 26 May 2010 Pukul 08:34 WIB Berita yang dilansir situs kantor berita The Age pada Selasa (25/5) mengungkap dugaan suap sebesar 1,3 juta dolar AS dari perusahaan yang terafiliasi dengan bank sentral Australia kepada petinggi Bank indonesia.
The Age, menguraikan perusahaan yang terafiliasi dengan Reserve Bank Australia (RBA) atau Bank Sentral Australia telah menyuap petinggi Bank Indonesia berinisial S dan M untuk mendapatkan proyek pencetakan uang pecahan Rp100 ribu di Australia pada 1999. Suap juga diduga untuk memanipulasi tender sehingga perusahaan itu masih bisa menjadi rekanan pada proyek berikutnya. Masih dalam tulisannya, The Age mengungkap itu berdasar faximili rahasia yang dikirimkan oleh Radius Christanto kepada Securency International dan Note Printing Australia. Radius Christanto adalah seorang pengusaha yang mewakili perusahaan terafiliasi dengan bank sentral Australia di Indonesia.
Securency International adalah perusahaan yang 50% sahamnya dimiliki oleh bank sentral Australia dan bergerak di bidang pembuatan bahan untuk mata uang. The Age menyebut perusahaan ini menyuplai bahan itu ke hampir 30 negara. Note Printing adalah perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh bank sentral Australia dan bertugas mencetak mata uang negara tersebut. Radius Christanto yang mewaili perusahaan bank sentral Australia di Indonesia selama 1999 sampai 2006, melalui fax, menjelaskan penyuapan itu dilakukan terkait pelaksanaan proyek pencetakan mata uang Indonesia pecahan Rp100 ribu.
Pada 1999, Indonesia mencetak 500 juta lembar mata uang pecahan Rp100 ribu di Australia. Nilai kontrak proyek itu mencapai 50 juta dolar AS.
The Age menyatakan Radius menerima 3,65 juta dolar AS sebagai komisi karena menjadi perantara untuk meloloskan perusahaan bank sentral Australia menjadi rekanan pencetakan mata uang Indonesia. Faksimili yang dikirim Radius kepada Securency International dan Note Printing Australia pada 1 Juli 1999 itu berisi rencana pemberian suap kepada pejabat Bank Indonesia.
The Age tidak bisa memastikan jumlah uang yang sudah dialirkan. Namun, media massa itu menyatakan antara lain ada kolusi antara petinggi Bank Indonesia, Raduis, dan eksekutif bank sentral Australia untuk menggelembungkan proyek pencetakan mata uang Indonesia sebesar 20 persen yang kemudian dikurangi menjadi 10 persen (SCTV)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar