BILD SURABAYA – Pada R hari Rabu, 5 Mei, 2010 Pukul 11:10 WIB Komandan Rindam V/Brawijaya Kolonel Infanteri Suparno, pada Senin (3/5) membuka dimulainya pendidikan Sekolah Calon Tamtama TNI AD gelombang I Tahap I TA.2010, bertempat di Depo Pendidikan Sekolah Calon Tamtama TNI AD Rindam V/Brawijaya Magetan.
Pendidikan yang diikuti oleh 200 orang calon Tamtama TNI AD, akan mendapatkan materi pendidikan dan latihan dasar kemiliteran TNI AD selama 5 bulan, yang diberikan oleh para guru militer/pelatih berpengalaman dari Rindam V/Brawijaya.
Pada penjaringan awal yang mendapatkan sekitar 2.454 orang pendaftar calon Tamtama TNI AD, setelah melalui serangkaian seleksi yang ditentukan oleh panitia pendaftaran dari Kodam V/Brawijaya antara lain tes kesehatan, tes jasmani, tes akademik maupun wawancara mental ideologi, di sesi pra pantukhir pada tanggal 29 April 2010 akhirnya mendapatkan 613 orang. Namun jumlah tersebut oleh panitia masih perlu disaring lagi dikarenakan alokasi penerimaan yang disediakan hanya 200 orang. Akhirnya melalui seleksi terakhir yang melibatkan tester dan para pejabat terkait Kodam V/Brawijaya, Pantukhir seleksi Secata diikuti oleh 300 orang, dan para panitia memutuskan mengambil 200 orang terbaik dari 300 orang yang sudah terpilih. Dalam sidang ini kita dituntut untuk bertanggungjawab dalam menentukan postur calon Prajurit Angkatan Darat kedepan. Untuk itu, dalam sidang ini kita harus dapat memilih calon Prajurit yang memiliki kemampuan fisik yang prima, ujar Brigjen TNI Leo Siegers, S.IP. Kasdam V/Brawijaya.
Panglima Kodam V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Suwarno, S.IP., M.Sc. dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Komandan Rindam V/Brawijaya meminta kepada seluruh peserta pendidikan untuk selalu mematuhi segala ketentuan yang berlaku selama berada di lembaga pendidikan ini, berusahalah dengan penuh kesungguhan dan tidak mengenal lelah dalam mengikuti dan menyerap semua ilmu pengetahuan dan keterampilan olah keprajuritan selama mengikuti pendidikan. Ini semua semata-mata agar kalian menjadi Tamtama yang memiliki mental yang baik, fisik yang prima dan kecakapan dan kemampuan yang dapat dibanggakan, ujarnya.
Selanjutnya dikatakan, perlu disadari, bahwa mulai hari ini para siswa telah berubah status, dari masyarakat sipil menjadi prajurit siswa yang tentunya memiliki konsekuensi tersendiri. Para siswa telah terikat dengan peraturan disiplin militer, ketentuan hukum dan norma-norma keprajuritan yang berlaku di lingkungan TNI.
Kehidupan kalian senantiasa diwarnai dengan disiplin yang ketat, karena disiplin dalam kehidupan militer merupakan syarat mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Inilah ciri khas yang membedakan antara kehidupan militer dengan kehidupan masyarakat umum. Disiplin dapat tumbuh hanya melalui suatu proses pembelajaran dan kesadaran serta kemauan yang keras untuk mentaati segala peraturan dan ketentuan yang berlaku. Oleh sebab itu, selama mengikuti pendidikan ini, hendaknya benar-benar berusaha untuk memahami dan menguasai semua ketentuan dan peraturan yang berlaku serta dapat mengikuti semua pelajaran, baik yang bersifat teori maupun keterampilan olah keprajuritan dengan selalu mematuhi perintah dan petunjuk pelatih maupun Gumil (Guru militer).
latihan daripada mandi darah dalam pertempuran, lebih baik pulang nama dari pada gagal dalam tugas dan masih banyak tulisan yang lain termasuk nyanyian yang sedih, gembira, mengharukan dan lain sebagainya. Ini semua adalah gambaran kehidupan seorang prajurit yang mempunyai semangat pantang menyerah, rela mengorbankan jiwa dan raganya hanya demi Bangsa dan Negara. (Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar