![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj44IzZ0h5Qd70XtVVAIf4r1J6tCQ3bC4bIBw01RNnVfJZlhKt0PZciXT2ZI41k6BUaUjo016eJiS7HX54Uch2IxMHTCCD4F4oCiKWDveOh4KBeMiTFsT8fHiU2w8QeQILc-_-cbjB2HmI/s200/Boediono+Diperiksa+Pansus,+Rupiah+Terpuruk.jpg)
BILD JAKARTA-Pada Hari Selasa, 22 Desember 2009 Pukul 10:58 WIB Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa (22/12/2009) pagi kembali turun 43 poin menembus angka batas psikologis Rp 9.500 per dollar AS, karena pelaku pasar berlanjut melakukan aksi lepas rupiah.
"Situasi politik di dalam negeri yang dinilai kurang nyaman merupakan faktor utama menekan mata uang Indonesia hingga menembus level Rp 9.500 per dollar AS," kata pengamat pasar uang Edwin Sinaga di Jakarta, Selasa.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah menjadi Rp 9.513-Rp 9.523 per dollar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 9.470-Rp 9.485 dollar AS.
Edwin Sinaga, yang juga Dirut PT Finan Corpindo Nusa itu mengatakan, kasus Bank Century yang makin ramai dibicarakan menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar untuk segera melepas rupiah dan membeli dollar AS, saat ini manta Gubernur Bank Indonesia, Wapres Boediono sedang diperikas olaeh Pansus Bank Century. "Kondisi ini diperkirakan akan berlanjut dan memakan waktu cukup lama, karena itu rupiah akan terus terpuruk hingga mendekati angka Rp 9.600 per dollar," ucapnya.
Namun, pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan melakukan intervensi pasar untuk menahan tekanan pasar yang berlanjut. "BI diperkirakan akan masuk pasar dan melepas cadangan devisa menyusul meningkatnya kebutuhan dolar menjelang akhir tahun," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah dalam hal ini harus cepat mengambil langkah agar dapat menahan tekanan negatif itu terutama terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan mencapai 5,5 persen. "Apabila ini tidak dilakukan sedini mungkin, dikhawatirkan target ekonomi nasional 2010 sebesar 5,5 persen kemungkinan sulit dicapai," ujarnya.
Menurut dia, Indonesia sampai saat ini masih merupakan pasar potensial yang menarik bagi investor asing. Kondisi ini harus dapat dijaga agar momentum pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen dapat dicapai. "Jangan sampai masalah Century menjadi masalah besar seperti yang terjadi di Thailand dan Filipina sehingga pertumbuhan ekonomi terus menurun," ucapnya.
Rupiah sampai pekan ini diperkirakan akan berkisar Rp 9.500 sampai Rp 9.550 per dollar AS, namun apabila kekisruhan itu makin memuncak maka rupiah akan makin terpuruk. "Kami harapkan pemerintah dapat mengatasi hal ini, sehingga pasar uang dan pasar saham yang merupakan bursa di Asia no.2 kini indeksnya sangat terpuruk," ucapnya. (Muller)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar